Guys, ni ada film yang patut untuk ditonton. Aq dah nonton 3 kali tapi masih aja pengen nonton, soale menurutku emang bagus. Ni ada reviewnya walopun bukan aq yang nulis langsung, tapi boleh comot dari sebuah site review film.Moga bermanfaat...
Inilah film yang hendak menyampaikan pesan betapa anak-anak selalu menjadi korban yang paling menderita dari sebuah peperangan.
Inilah film yang hendak menyampaikan pesan betapa anak-anak selalu menjadi korban yang paling menderita dari sebuah peperangan.
Chava (Carlos Padilla), seorang bocah yang beranjak 12 tahun, beserta seorang ibu dan dua saudaranya, mau tidak mau harus mengalami suasana mencekam setiap malam, berlindung dari desingan peluru di bawah kasur tempat tidurnya. Sepeninggal ayahnya, yang pergi ke Amerika untuk mencari kehidupan yang lebih baik, Chava harus menjadi seorang laki-laki dewasa satu-satunya di keluarganya. Kakaknya seorang perempuan dan adik laki-lakinya masih kecil. Di masa itu, usia 12 adalah usia yang sangat beresiko. Secara berkala, tentara pemerintah mendatangi desa-desa dan sekolah-sekolah untuk mengambil paksa anak-anak laki-laki umur 12 untuk dilatih menjadi tentara sungguhan memerangi para gerilyawan. Hanya ada dua pilihan bagi anak-anak itu : menurut, atau mati. Pilihan yang lain adalah ikut bergabung menjadi gerilyawan.
Berbeda dengan film tentang perang yang lain, Innocent Voice mengambil sudut pandang dan dunia seorang Chava, seorang anak yang karena perang dan keadaan keluarganya, dituntut untuk menjadi dewasa sebelum masanya. Ibunya, Kella (Leonor Varella) memutuskan untuk bekerja menjahit baju di rumahnya sambil melindungi anak-anaknya, sedangkan Chava menjual baju-baju jahitan ibunya ke kota. Menyadari hasil jerih payah ibunya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, Chava sepulang sekolah bekerja menjadi kondektur bus kota. Suatu hari, tentara pemerintah mendatangi sekolahnya, memanggil satu persatu anak laki-laki yang telah berumur 12 tahun untuk dilatih menjadi tentara. Chava harus menjadi saksi satu persatu teman terdekatnya digiring untuk masuk ke dalam truk. Mereka pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.
Kekuatan dari film ini terletak pada sosok Carlos Padilla yang memerankan sosok Chava dengan sangat baik. Sepanjang film, kita akan dibawa masuk ke dalam dunia seorang Chava sebagai seorang anak kecil yang suka berlari-larian di jalanan dan memanjat pohon. Chava sebagai satu-satunya lelaki paling tua di keluarganya dan dituntut untuk menjadi dewasa. Chava sebagai seorang kondektur bus, dan tentu saja Chava sebagai seorang remaja yang merasakan jatuh cinta pertama kali kepada seorang teman sekolahnya, Christina Maria, anak seorang guru baru di sekolahnya.
Suatu ketika tentara pemerintah datang ke desa tempat tinggal Chava melakukan rekruitmen paksa anak-anak kecil untuk dijadikan tentara. Berita rekruitment ini telah diketahui sehari sebelumnya oleh Chava dari seorang temannya yang anggota tentara gerilya. Bermaksud menyelamatkan anak-anak lain di desanya dari rekrutmen, Chava beserta teman-temannya menyebarkan selebaran ke seluruh rumah-rumah di desanya. Di selebaran itu dituliskan bahwa rekrutmen akan dilakukan keesokan hari, anak-anak harus segera bersembunyi. Selebaran-selebaran itu dimasukkan/ diselipkan di bawah pintu masing-masing rumah. Alhasil, ketika tentara pemerintah datang ke desa, mereka tidak menemukan seorang pun anak kecil yang bisa direkrut.
Akhirnya, Chava bersama beberapa orang temannya memutuskan untuk bergabung dengan gerilya. Tanpa berpamitan kepada ibunya, Chava pergi ke gunung mencari markas gerilya. Tetapi nasib sepertinya tidak berpihak pada mereka. Malam ketika mereka bertemu dengan gerilyawan di gunung, seketika itu juga tentara pemerintah menyerang. Chava dan ketiga temannya tertangkap. Mereka digiring untuk dieksekusi. Disinilah adegan paling menyedihkan dan menegangkan terjadi. Dalam gerak lambat (slow motion) mereka digiring beberapa tentara, berjalan jauh melewati hutan-hutan, menyeberang sungai, menyusuri tepinya yang berbatu, melewati jalanan kota yang diguyur hujan, hingga sampai pada tempat eksekusi, di tepi sebuah sungai kecil. Puluhan mayat anak-anak tergeletak disana. Masih dalam gerak lambat, mereka berlutut, satu persatu ditembak mati dari belakang kepala. Sungguh menyedihkan sekali, terlebih pengambilan sudut kamera yang close up pada wajah dan ekspresi anak-anak itu menjelang kematian hingga saat peluru menembus kepala dan mereka pun jatuh, mati.
Innocent Voices secara garis besar berkisah tentang keluarga dan anak-anak yang berusaha bertahan hidup di tengah peperangan. Bagaimana seorang ibu harus melindungi anak-anaknya dari kematian yang bisa datang setiap saat karena peluru dan bom, bagaimana seorang anak berjuang menghindari rekrutmen paksa pemerintah untuk berperang, bagaimana seorang anak harus merelakan masa kecilnya karena dihadapkan pada persoalan keluarga dan peperangan; dan bagaimana seorang anak harus berjuang, bertahan hidup dan menemukan dirinya di tengah peperangan. Film yang diangkat dari kisah nyata Oscar Torres, sang penulis skenario ini berhasil memenangkan beberapa penghargaan dan nominasi penghargaan festival film internasional, diantara adalah Carlos Padilla sebagai Aktor Terbaik San Diego Film Festival 2005.
Sumber: http://www.indosinema.com/review/251
9 comments:
Saya menontonnya berkali kali....
say suka sekali.....eh...ada juga loh cerita nonfiksi...judulnya A Long Way Gone..kalo' ini nonfiksi tentang anak sierra lone yg di paksa menjadi tentara cilik...seprti yg dibahas di film ini...........
waktu pelajaran sejarah dikasi nonton ini sama guru...bagus bgt!!
sayang aja waktunya kebagi..cuma 1 jem pelajaran/minggu,,, tunggu dhe minggu depan..mana ketunda..tunggu 2 minggu dhe..udah kayak film seri ajah...XDDDD
saya suka sekali film ini...
sampe merinding monton film ini, walaupun sudah ditonton berulang kali...
kisah nyata yang memilukan hati. tentang kisah perang yang sampai habis filmnya tidak kunjung usai..
oya tentang novel..A Long Way Gone, juga bagus critanya dan g kalah menegangkan dan bahkan sadis. disini ada keterkaitan si tokoh dengan narkotika..
tapi sama saja perang tidak pernah berakhir sampai akhir cerita novelnya... anti klimaks..
dua jempol deh!!!
eia., ada yang punya sound tracknya innocent voice ini g??? bagi dong....!!!
itu tuh lagu yang di nyanyiin paman chava pake gitar waktu ada kontak senjata sama trentara pemerintah di rumah chava......
ceritanya emang bagus bgt,,,
tapi nontonnya gak serius soalnya pake infocus sm ruangan yg terang benderang,jd yaaahh gak terlalu peratiin detail film ni..
sy td br nonnton di global, mgkn sekitar 20 menit....sedih sekali lihatnya....sampe2 sy nyari di internet.......cerita sebenarnya... itu kesalahan pemimpin, tampa sadar keputusan seorang pemimpin membuat rakyat jd menderita..........imonaw
bwagus bgt,,
Yolohhh, gue nangis terharu pas nonton adegan anak-anak itu di tembak mati!! Congrats buat Carlos, Lo hebatt!!
Good movie...baru banget nonton..knapa film ini gak masuk bioskop yak?? Apa gak lulus sensor..Ato gw yg gak update hehehe...ato emang karena ada embel2 negara itu ngebelain tentara..jadi takut pencintraan nya buruk hehehe..so far sblm nonton film ini, nonton lone survivor..emang beda kisah nyata nya..dan tegang nya juga lebih kebawa INNOCENT VOICE...cendoll 5 lah gan hehehe
Good movie...baru banget nonton..knapa film ini gak masuk bioskop yak?? Apa gak lulus sensor..Ato gw yg gak update hehehe...ato emang karena ada embel2 negara itu ngebelain tentara..jadi takut pencintraan nya buruk hehehe..so far sblm nonton film ini, nonton lone survivor..emang beda kisah nyata nya..dan tegang nya juga lebih kebawa INNOCENT VOICE...cendoll 5 lah gan hehehe
Post a Comment